Bila si kecil menangis...



"Huwaaaaaaaa..... huaawaaaaaaaaa..... huawwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa..."....

"Diam! Diam! ", kata si umi.

"Huwaaaaaaaa..... huaawaaaaaaaaa..... huawwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa..."

"Diam! Diam! ",  umi mula mengeraskan suara.

"isk.. isk.. isk...", tangis si kecil mula reda.

Itu yang aku saksikan dari jauh, si ibu memarahi anaknya kerana menangis. Tangisan anak dimatikan dengan kekerasan kuasa veto si ibu. Terbantut niat si anak menagih simpati. Terbuku jauh dalam sudut hati kecilnya.

Menurut pakar (Dr. Fadzhilah), anak menangis keran meluahkan perasaannya. Itulah cara mereka melahirkan emosi. Aku amat-amat bersetuju dengan perkara ini.

Menangis bagi kanak-kanak melahirkan emosi mereka, samada sedih, takut atau memberontak. Bagi kita pula, menangis dapat meredakan ketegangan, apatah lagi ketika kecewa, berputus asa dan lemah tak berdaya.

Jika anak-anak kita menangis, biarkan mereka melahirkan perasaan mereka. Apa yang perlu, pujuklah dengan akal dan kebijaksanaan kita. Bukan memarahi menyuruh mereka DIAM! Kalau kita asyik mematikan dengan kekerasan, dikhuatiri mereka akan mempunyai seakan 'dendam', tidak puas hati, sebab ada perkara yang terbuku dalam jiwa. Kelak lahir 'jiwa kacau' atau 'remaja nakal' bila mereka meniti usia remaja dan dewasa.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...